BANDUNG NEWS – Percepatan vaksinasi dosis III atau booster terus digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Setelah berjalan dua pekan, jumlah vaksin booster di Kota Bandung telah mencapai 735.083 sasaran dari target 976.179 untuk mencapai minimal 50 persen.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Harian Covid-19 Kota Bandung, Asep Gufron menyampaikan, untuk memudahkan target tersebut, Pemkot Bandung merinci target harian untuk tiap kelurahan sebanyak 53 sasaran.
“Sampai per 26 Juli kemarin, persentase vaksin booster di Kota Bandung telah mencapai 37,65 persen. Ini harus ditingkatkan lagi. Semoga saat Hari Kemerdekaan nanti kita sudah bisa mencapai target,” ujar Asep pada dikutip dari Humas Kota Bandung pada Kamis, 28 Juli 2022.
Ia memaparkan, selama tujuh hari sejak 20-26 Juli, penambahan konfirmasi aktif Covid-19 di Kota Bandung menyentuh angka 144 kasus dengan kasus sembuh sebanyak 431.
Jika dibandingkan dengan kota/kabupaten lain di Jawa Barat, ia mengatakan, Kota Bandung telah masuk dalam tiga besar wilayah kasus aktif tertinggi.
“Sedangkan persentase capaian vaksin booster, Kota Bandung berada di posisi kelima. Padahal, sebelumnya kita menduduki posisi tiga besar. Ini menjadi warning bagi kita semua,” ucapnya.
Asep mengungkapkan, peningkatan kasus konfirmasi terjadi mulai awal bulan Juni 2022. Faktornya, selain karena mobilitas masyarakat, peningkatan juga terjadi karena adanya penularan varian baru.
Maka dari itu, Asep menegaskan, seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) dan pihak kewilayahan bisa membantu untuk mempercepat proses vaksinasi booster.
“Bagi 10 besar kecamatan dengan kasus aktif tertinggi, saya titip untuk terus sosialisasi ke masyarakat. Segera petakan bersama para lurah untuk mengondisikan upaya apa yang akan dilakukan,” imbaunya.
Ia juga menekankan, untuk mewaspadai momentum kepulangan jamaah haji ke tanah air. Perlu adanya skema rinci alur kepulangan para jamaah haji, terutama yang terkonfirmasi positif Covid-19.
“Untuk mewaspadai kepulangan jemaah haji yang terkonfirmasi positif, kita akan mendorong isolasi mandiri (isoman) di rumah masing-masing,” kata Asep.
Harus antisipasi juga bagi pihak keluarga agar tetap menjaga jarak dengan anggota positif yang baru pulang haji agar tidak terjadi klaster baru,” ungkapnya.***